Motivasi Penelitian
Penelitian selalu dimulai dengan adanya dorongan, baik yang berasal dari dalam diri maupun di luar diri si peneliti. Motivasi itu tidak lain keinginan seseorang atau sekelompok (tim) untuk mengetahui sesuatu melalui proses ilmiah. Jadi, keinginan seseorang atau sekelompok orang untuk memperoleh dan mengembangkan pengetahuan merupakan dasar dorongan untuk mengadakan penelitian. Kegiatan penelitian itu dimulai ketika seseorang atau sekelompok orang menaruh perhatian pada sesuatu yang ada (fakta) di sekitar lingkungan di mana manusia berada.
Perhatian seseorang atau sekelompok orang terhadap fakta-fakta yang diamati secara mendalam akan melahirkan berbagai pertanyaan. Keinginan mempertanyakan seseorang atau sekelompok orang yang mempertanyakan sesuatu yang menjadi perhatiannya akan diikuti oleh usaha untuk memperoleh jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang muncul dalam diri peneliti. Misalnya pengalaman sebuah perjuangan dalam artikel pengalaman sukses di GA. Pertanyaan-pertanyaan ini menjadi suatu masalah yang memerlukan solusi atau jawaban (Siakan baca buku-buku metodologi)
Tujuan Penelitian
a. Untuk mendapat pengetahuan yang dapat menjawab pertanyaan atau memecahkan masalah
b. Untuk meningkatkan sejumlah pengetahuan
Metode Ilmiah
Metode ilmiah adalah prosedur atau cara-cara tertentu yang digunakan untuk memperoleh pengetahuan yang disebut ilmu (pengetahuan ilmiah). Tidak semua pengetahuan disebut ilmu, karena ilmu merupakan pengetahuan yang memiliki kriteria tertentu. Kriteria inilah yang membedakan tahu biasa dengan pengetahuan yang disebut ilmu.
Pengetauhuan pada dasarnya merupakan hasil dari proses melihat, mendengar, merasa dan berpikir yang menjadi dasar seseorang dalam dalam bersikap dan bertindak. Ilmu merupakan bagian dari pengetahuan yang memberikan penjelasan mengenai fakta atau fenomena alam.
Silakan baca buku Nur Indriantoro dan Bambang Supomo, 2002:5
Kebenaran
a. Kebenaran iman
Berdosa dinyatakan benar di hadapan Allah
b. Kebenaran Yesus Kristus
Yesus Kristus adalah logi Allah. Logi Allah pasti tidak ada kesalahan didalamnya. Jadi, Yesus adalah kebenaran berarti Yesus sempurna, tidak ada kesalahan dalam diri-Nya. Yesus jujur
c. Kebenaran rasional
Kebenaran pikiran yang dikembangkan dari satu pikiran ke pikiran yang lain yang telah diakui benar. Artinyanya pengetahuan yang ada dalam diri seseorang tentang sesuatu hal bersesuaian dengan hasil pikiran terdahulu. Bila dihubungkan dengan penelitian maka kebenaran rasional itu ada dalam Bab II (Kajian Teori)
d. Kebenaran empiris
Kebenaran empirian adalah pengetahuan seseorang terhadap sesutu fakta sesuai dengan fakta yang terjadi di tempat penelitian atau di tempat di mana berlangsung sebuah atau beberapa peristiwa atau kejadian atau tokoh atau benda yang diamati dan dihasilkan dalam bentuk informasi dan informasi tersebut bersesuaian dengan fakta tersebut.
Pengetahuan yang benar
Kebenaran
a. Kebenaran iman
Berdosa dinyatakan benar di hadapan Allah
b. Kebenaran Yesus Kristus
Yesus Kristus adalah logi Allah. Logi Allah pasti tidak ada kesalahan didalamnya. Jadi, Yesus adalah kebenaran berarti Yesus sempurna, tidak ada kesalahan dalam diri-Nya. Yesus jujur
c. Kebenaran rasional
Kebenaran pikiran yang dikembangkan dari satu pikiran ke pikiran yang lain yang telah diakui benar. Artinyanya pengetahuan yang ada dalam diri seseorang tentang sesuatu hal bersesuaian dengan hasil pikiran terdahulu. Bila dihubungkan dengan penelitian maka kebenaran rasional itu ada dalam Bab II (Kajian Teori)
d. Kebenaran empiris
Kebenaran empirian adalah pengetahuan seseorang terhadap sesutu fakta sesuai dengan fakta yang terjadi di tempat penelitian atau di tempat di mana berlangsung sebuah atau beberapa peristiwa atau kejadian atau tokoh atau benda yang diamati dan dihasilkan dalam bentuk informasi dan informasi tersebut bersesuaian dengan fakta tersebut.
Pengetahuan yang benar
Pengetahuan yang benar merupakan kombinasi dari dua sisi kebenaran yaitu rasional dan empiris. Rasional artinya pengetahuan yang diperoleh didasarkan pada penalaran, sedangkan kebenaran empiris adalah menggunakan fakta atau fenomena empiris sebagai sumber kebenaran untuk menyusun pengetahuan. Kebenaran rasional selalu menggunakan pendekatan rasional. Pendekatan rasional selalu menyusun pengetahuan secara konsisten dan kumulatif berdasarkan pada pengetahuan-pengetahuan yang telah tersusun sebelumnya (ada dalam buku-buku). Artinya, suatu pengetahuan disusun berdasarkan pada penalaran yang konsisten dengan penalaran pengetahuan-pengetahuan sebelumnya. Adanya konsistensi penalaran antara pengetahuan yang baru dengan pengetahuan-pengetahuan yang telah tersusun sebelumnya menunjukkan bahwa konstruksi pengetahuan baru merupakan pengembangan secara komulatif dari pengetahuan-pengetahuan yang telah disusun sebelumnya. Sedangkan empiris merupakan pendekatan untuk memperoleh pengetahuan yang memisahkan antara pengetahuan yang diperoleh berdasarkan fakta dengan pengetahuan yang tidak berdasarkan fakta. Pengetahuan yang benar menurut pendekatan empirisisme adalah pengetahuan yang disusun berdasarkan fakta atau fenomena. Pengetahuan yang rasional tetapi tidak didukung oleh fakta, menurut pendekatan empirisisme bukan merupakan pengetahuan yang benar. Ibid dengan sumber di atas (2002:6)
Telaah Teoritis
Dalam penelitian ilmiah selalu ada yang disebut telaah teoritis. Telaah teoritis dapat pula disebut dengan beberapa istilah seperti: kajian teoritis, kerangka teoritis, atau landasan teoritis. Bagian ini biasanya dilakukan dalam Bab II. Dalam hal ini, telaah teoritis atau kajian teoritis/kerangka teoritis/landasan teoritis merupakan tahap dalam proses penelitian yang bertujuan untuk menyusun kerangka teoritis yang menjadi dasar untuk menjawab masalah atau pertanyaan penelitian. Agar penelitian menghasilkan jawaban yang dapat diterima sebagai sumber kebenaran, diperlukan teori-teori untuk menjelaskan fakta yang diteliti. Telaah teoritis merupakan bagian dari proses penelitian yang memberikan jawaban masalah penelitian secara rasional atau berdasarkan penalaran. Telaah teoritis merupakan tahap penelitian yang menguji terpenuhinya kriteria pengetahuan yang rasional.
Menurut Indriantoro dan Supomo, proses sebagaimana yang dikemukan di atas itu membutuhkan elaborasi oleh peneliti terhadap pengetahuan-pengetahuan teoritis yang relevan dengan masalah yang diteliti (masalah penelitian). Teori-teori yang ditelaah berasal dari literatur seperti buku-buku, dan hasil-hasil penelitian sebelumnya (skripsi, tesis dan disertasi, penelitian mandiri dll). Telaah teoritis ini sering disebut telaah literatur atau literature review. Dalam konteks pemahaman ini, jawaban masalah atau pertanyaan penelitian dari proses telaah teoritis yang dilakukan peneliti merupakan dugaan-dugaan yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang disebut hipotesis yang perlu diuji. (Ibid dengan sumber di atas, 2002:10)
Menurut Indriantoro dan Supomo, proses sebagaimana yang dikemukan di atas itu membutuhkan elaborasi oleh peneliti terhadap pengetahuan-pengetahuan teoritis yang relevan dengan masalah yang diteliti (masalah penelitian). Teori-teori yang ditelaah berasal dari literatur seperti buku-buku, dan hasil-hasil penelitian sebelumnya (skripsi, tesis dan disertasi, penelitian mandiri dll). Telaah teoritis ini sering disebut telaah literatur atau literature review. Dalam konteks pemahaman ini, jawaban masalah atau pertanyaan penelitian dari proses telaah teoritis yang dilakukan peneliti merupakan dugaan-dugaan yang dirumuskan dalam bentuk pernyataan yang disebut hipotesis yang perlu diuji. (Ibid dengan sumber di atas, 2002:10)
Semoga termotivasi untuk penelitian