Senin, 02 Mei 2016

Kajian Teori Pelayanan Bimbingan

Menurut Sutirna mengemukakan beberapa pengertian tentang bimbingan, yakni: (1) bimbingan adalah bantuan kepada individu dalam membuat suatu pilihan yang cerdas untuk mengatasi masalah dalam kehidupan yang dihadapi orang yang dibimbing. H. Sutirna. Kedua, bimbingan adalah bantuan pemecahan masalah seseorang, sehingga dapat membuat keputusan yang terbaik atau dengan kata lain dengan bimbingan diharapkan memperoleh sebuah solusi dan perencanaan yang tepat. Dalam hal ini pembimbing harus dapat memberikan gambaran tentang cara pandang yang salah untuk mempersiapkan masa yang akan datang. Ketiga, bimbingan adalah upaya untuk membuat setiap individu akrab dengan berbagai informasi tentang dirinya, kemampuannya, perkembangan dirinya sebelumnya diberbagai bidang kehidupan , dan rencana di masa depan. H. Prayitno dan Erman Amti.

 

Baca beberapa sumber:

H. Sutirna,2013:145

H. Prayitno dan Erman Amti , 2013:145


Ada yang menyatakan bahwa bimbingan adalah bantuan yang diberikan oleh seseorang, laki-laki atau perempuan, yang memiliki kepribadian yang memadai dan terlatih dengan baik kepada individu-individu setiap usia untuk membantunya mengatur kegiatan hidupnya sendiri, mengembangkan pandangan hidupnya sendiri, membuat keputusan sendiri dan menanggung bebannya sendiri. Selanjutnya mengutip Tiedeman dalam Bernard dan Fulmer yaitu bimbingan adalah membantu seseorang agar menjadi berguna, tidak sekadar mengikti kegiatan yang berguna. 

Ssilakan baca:

H. Prayitno dan Erman Amti, 2013:94
 

Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat dikatakan bahwa bimbingan berarti bantuan atau pertolongan yang diberikan oleh seseorang kepada orang lain yang memerlukannya. Bimbingan tersebut diberikan kepada setiap orang, namun diprioritaskan kepada individu-individu yang membutuhkannya atau benar-benar harus dibantu. Bila dikatalan bahwa bimbingan adalah bantuan terarah dan tersruktur untuk menolong orang yang benar-benar membutuhkan maka bimbingan merupakan suatu proses yang bersifat kontinue, tidak hanya diberikan sewaktu-waktu saja, dan secara kebetulan, namun merupakan kegiatan yang terus-menerus, sistematis, terencana dan terarah pada tujuan. Bimbingan diberikan agar individu mengembangkan dirinya semaksimal mungkin, menyesuaikan diri secara harmonis dengan lingkungan. Bimbingan dapat diberikan, baik untuk menghindari kesulutan-kesulitan maupun untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi oleh individu di dalam kehidupannya.
Bila dihubungkan dengan bimbingan pernikahan Kristen maka dalam gereja diperlukan adanya organisasi bimbingan dimana terdapat pembagian tugas, peranan, dan tanggungjawab yang tegas diantara para petugasnya. Selain itu adanya program yang jelas dan sistematis untuk melakaksanakan penelitian yang mendalam tentang diri murid-murid, melaksanakan penelitian tentang kesempatan yang ada, kesempatan bagi muris untuk mendapat bimbingan dan konseling secara teratur, adanya personil yang tarlatih untuk melaksanakan konseling, adanya fasilitas yang memadai, kerjasama yang sebaik-baiknya antara gereja (pendeta) dan keluarga. 

 

Selamat membaca

 

0 komentar:

Posting Komentar

Submit blog